Featured Post

Ngeblog dengan Kualitas atau Kuantitas?

Dari zaman dulu, perbincangan mengenai kualitas dan kuantitas memang menyenangkan. Bahkan masalah kualitas dan kuantitas ini terjadi dalam banyak hal. Salah satunya adalah dalam hal menulis, dalam kasus ini adalah aktivitas ngeblog.

Dulu, saya termasuk orang yang memuja dan lebih mementingkan masalah kualitas dalam menulis. Hingga akhirnya saya sadar, bahwa kualitas yang baik itu ternyata ditentukan oleh kuantitas juga. Pasti kamu bingung 'kan? Baiklah akan saya jelaskan maksud dari pernyataan saya tersebut.

Apa sih yang membuat sebuah artikel dikatakan berkualitas bagus? Baiklah mari kita runut dari awal. Artikel yang bagus adalah artikel yang mampu menyediakan informasi secara lengkap. Bahasanya mudah dipahami. Dan yang penting adalah artikel tersebut menyelesaikan permasalahan orang yang membacanya, orang tersebut datang dari pencarian Google dengan kata kunci relevan yang ada di artikel tersebut.

Nah, dari poin pertama, artikel berkualitas mengandung informasi yang lengkap. Kata "informasi yang lengkap" sendiri sudah menunjukkan kuantitas. Tidak percaya? Informasi yang lengkap ternyata harus memenuhi permintaan 5W+1H. Jika memang sebuah artikel memenuhi 5W+1H, saya yakin panjang artikel itu bisa sampai seribu kata. Dan jumlah seribu kata untuk tataran sebuah artikel di blog sudah cukup banyak. Mengingat biasanya artikel di sebuah blog memiliki standar sekitar 300 kata hingga 500 kata.

Dan seperti yang saya bilang sebelumnya, bahwa sebenarnya kualitas itu ditentukan oleh kuantitas juga. Bahkan yang paling menakjubkan, ada blogger luar negeri kenamaan, namanya Neil Patel, dia selalu menulis artikel di blog-nya minimal empat ribu kata. Bayangkan, empat ribu kata! Dan dia mengulas satu judul dengan ulasan yang sangat menarik. Dia menyediakan banyak data dan kesimpulan-kesimpulan dari pengamatannya. Dan saya yakin semua blogger yang membacanya sepakat mengatakan bahwa artikel yang dibuat oleh Neil Patel itu sangat berkualitas, walau kadang yang membaca belum paham maksud dari ulasan di artikel itu.

Itu dari blogger luar negeri. Dari blogger dalam negeri, saya pernah membaca tulisan salah satu pendiri Blogger Perempuan, Shinta Ries. Dia menulis artikel sebanyak empat ribu kata juga. Dan sialnya, artikel empat ribu kata itu masih punya lanjutan. Jadi, berapa ribu kata lagi yang harus saya baca untuk menyelesaikan satu pembahasan? Entahlah. Dan artikel dengan kata sebanyak itu tidak akan kamu sadari ketika membacanya. Karena memang dia mengulaskan dengan gaya menulis yang asyik dan tidak membosankan. Sebenarnya sih lebih ke arah tulisan yang informatif. Jadi sepanjang apapun tetap menarik dan selalu ingin tahu lebih banyak.

Saya pun sebenarnya ingin mencoba menulis artikel sebanyak empat ribu kata. Namun, saya belum mampu melakukan itu. Rekor yang saya buat, saya menulis artikel sekitar dua ribu lima ratus kata saja. Saya harus lebih banyak berlatih. Dan yang terpenting adalah menulis dengan tunjangan data yang saya dapat dari membaca dan mencoba-coba.

Kembali lagi ke judul, jadi manakah yang bagus menulis dengan kualitas ataukah dengan kuantitas. Saranku adalah menulislah dengan kuantitas. Karena dengan banyak menulis, kemampuan menulis akan terasah dan kamu akan merasakan sensasi stres baru ketika kamu punya target jumlah kata dalam tulisan. Jangan sampai kamu berasumsi bahwa tulisanmu sudah berkualitas dengan jumlah kata yang pas-pasan. Boleh jadi kamu menganggapnya berkualitas, padahal faktanya tidak. Jangan melihat tulisanmu seperti ibu melihat bayinya sendiri. Apa maksudnya? Ya coba kamu lihat sendiri bagaimana ekspresi seorang ibu melihat bayinya sendiri, dia merasa bahwa bayinya lah yang paling keren. Difoto dan di-share sana-sini, padahal orang lain yang melihatnya merasa biasa saja.

Mungkin Kamu Juga Suka...

Comments